Ranting kering itu hanya menangis di gelapnya malam...
Sayatkan satu goresan sepi di kisi nurani...
Dan kau sedang asyikkah mengunyah mimpi???
Ranting kering itu hanya meratap di dini pagi saat kau pergi menjeda mimpi...
Tanpa senyuman yang menentramkan.
Ranting keringku, tiba saatnya untuk patah...
Namun bukan karena angin ataupun badai...
Melainkan karena kau yang tak pernah lagi singgah...
Sungguh ! kau menjadikanku hikayat yang ternoda...
0 komentar:
Post a Comment